8 Jun 2011

Hari Kedua Ketidakjelasan

Judul besar hari kedua tetap sama, yaitu menunggu. Istimewanya kali ini menunggunya lebih parah. Mungkin kalau teman saya bilang dari sekian jatah umur hidup manusia dipakai 5 tahun untuk menunggu, maka saya mungkin 7 tahun. Saya mulai menunggu dari jam setengah 9 untuk diberi kejelasan akan ditempatkan dimana. Dan tak disangka-sangka, nunggunya sampai jam 10.45, luar biasa. Dan setelah lama menunggu di HRD, akhirnya saya dialihkan ke bagian TER yang bertempat di hangar 3.

Disana saya disuruh menunggu lagi, yah kira-kira 15 menitan lah. Tapi kali ini sambil menunggu, saya diberi penjelasan mengenai Flight Data Recorder (atau lebih dikenal dengan nama Black Box), saya baru tahu bahwa black box utama pesawat merekam data selama 24 jam dan lebih dari itu data yang lama akan ditimpa oleh data yang baru, sedangkan black box di bagian kokpit pilot hanya merekam selama 30 menit.

Setelah menunggu akhirnya saya diberitahukan kerjaan yang bakal saya lakuin selama disini. Dan ternyata kerjaan saya bukan tentang FDR saudara2, saya justru diberi tugas untuk membuat program penerjemah dokumen PDF ke XML. WHAT???? Belajar XML-XMLan aja belum pernah, ini disuruh bikin penerjemahnya. Ngoding pula.

Karena kerjaan yang gak nyambung itu, saya minta dipindahkan ke bagian avionics (aviation+electronics) yang urusannya mengenai peralatan elektronik di pesawat (termasuk radar, GPS, dll). Akhirnya dicoba diusahakan, dan jam 12 kurang saya pun cabut keluar GMF. Karena jam masuk setelah istirahat adalah jam 1 dan saya gak jelas mau ngapain, akhirnya pergilah saya ke Bandara tepatnya terminal 3, terminal paling baru. Liat-liat dan keliling-keliling selama setengah jam dan balik lagi ke GMF jam 12.40. Dan disana kembali menunggu sampai jam 2. Luar biasa.

Akhirnya saya bertemu dengan Pak Kukuh yang menghubungkan saya dengan bagian avionics. Dan beliau menjelaskan bahwa di GMF ada yang namanya DOA (Design Organization Approval), bagian ini tugasnya adalah membuat perlengkapan-perlengkapan untuk pesawat, semacam kloset, dishwasher,dan perlengkapan lainnya. Hebat juga, pikir saya. Dan lebih hebatnya lagi mereka tidak hanya membuat saja, namun juga menetapkan standar, cara instalasi, troubleshooting, dan prosedur perawatan untuk perlengkapan tersebut. Ternyata Indonesia bisa juga bikin ginian.

Akhirnya pergilah saya ke Hangar 2, tempat dimana bagian Avionics berada. Disana saya harus menunggu lagi untuk bertemu dengan (calon) pembimbing saya. Orangnya sih udah ada di samping saya dari jam setengah 3, tapi sampai jam 4 dia terus ngerjain tugasnya yang entah apa.

Salah satu foto colongan dari Hangar 2

Tempat KP saya

Sambil menunggu saya diberi 3 buku mengenai instrumen elektronik pesawat, ada yang namanya ILS (Instrument Landing System) yang berfungsi untuk membimbing pesawat di runway saat akan mendarat. Saya juga baru tau kalau komunikasi pesawat itu menggunakan HF (High Frequency), sedangkan komunikasi dengan air traffic control (menara pengawas pesawat) menggunakan VHF (Very High Frequency). Fakta lain yang baru saya tau adalah, runway pesawat dilingkupi oleh medan elektromagnetik yang bertugas untuk membimbing pesawat take off dan landing. Dan pesawat juga sebenarnya dilingkupi oleh medan tersebut, itu sebabnya alat yang dapat memancarkan sinyal harus dimatikan selama di pesawat.

Oke, kembali ke (calon) pembimbing. Jam 4 pas dia bilang, “saya sibuk nih,balik lagi besok ya”, dan dia pun pergi. Kenapa gak dari tadi woooy bilangnya. Heran juga sama orang-orang disini, gak peduli sama tamu mereka. Dan cabutlah saya dari GMF tanpa basa basi.

Kalau temen-temen yang lain cerita KP mereka gabut alias gak ngapa-ngapain, nah kalau saya justru KPnya gak jelas bakal ditempatin dimana dan ngerjain apa. Nasib nasib.

Yak, sekian ketidakjelasan hari ini.