Wah, lama juga ternyata gak ngupdate blog. Gara-gara UTS, wisudaan, dan praktikum, blog pun jadi terbengkalai. Mungkin yang sedikit ingin saya ceritakan kali ini adalah wisudaan.
Pada wisudaan kali ini saya mendapat amanah menjadi koordinator lapangan utama. Mulai dari menyusun konsep arak-arakan, rakor tim korlap, forsil wisudaan dengan satgas KM ITB, sampai simulasi pasukan bendera saya siapkan dan jalani. Sampai akhirnya tibalah hari H wisudaan tanggal 23 Oktober 2010.
Saya mulai standby di HME mulai dari jam setengah 8, menunggu massa datang sampai jam setengah 9, dan akhirnya menunggu wisudawan keluar dari sabuga pada jam 12 siang. Dan mulai jam 1 lah, tugas saya yang sesungguhnya dimulai.
Arak-arakan dibuka dengan keluarnya KMSR dari sabuga, namun mereka tidak melewati saraga dan tunnel karena mereka langsung menuju plawid dengan melewati kanopi. Dan terus berlanjut dengan himpunan-himpunan lain. Yang tidak saya sangka, wisudawan himpunan lain keluar lebih cepat daripada biasanya. Sebab LFM membuka 3 studio foto di dalam sabuga, sehingga turut mempercepat keluaranya wisudawan tersebut.
Saya mulai bertanya-tanya apakah wisudawan HME sudah siap keluar atau belum. Saya telepon lah kadiv LO, Zagi, untuk menanyakan hal tersebut. Dan ternyata wisudawan belum terkumpul! Saya telepon lagi dia untuk kedua kalinya, dan masih belum terkumpul juga.
Akhirnya dari satgas ada tawaran agar waktu keluar wisudawan HME dari sabuga diundur, karena wisudawan HIMATEK dan HMFT telah terkumpul dan siap untuk keluar. Saya yang takut hal itu bisa mengakibatkan HME kesorean arak-arakannya akhirnya berinisiatif untuk masuk ke sabuga. Di dalam saya langsung menemui wisudawan dan menyuruh mereka untuk segera moving ke backstage.
Saat saya di dalam sabuga, ternyata hujan turun dengan derasnya di luar sana. Saya pun menanyakan kepada wisudawan apakah masih mau lanjut atau tidak. Wisudawan sih setuju-setuju saja, tapi dari wisudawati meminta agar mereka bisa dipayungi karena hujan yang turun sangat deras. Saya turuti permintaan mereka dengan mengordinasikan askorlap untuk menudungi wisudawati dengan baligo saat mereka keluar sabuga.
Tepat saat wisudawan HME terakhir datang, HME disuruh untuk segera keluar arak-arakan oleh satgas KM. Dan dimulailah arak-arakan tersebut.
Saya yang sempat sibuk merapikan barisan lupa bahwa rombongan arak-arakan harus berbelok, akhirnya sempat terjadi ke-hectic-an karena rombongan harus berbalik. Wisudawan yang tadinya sudah terbarikade, banyak yang kabur-kaburan untuk bermain lumpur di lapangan saraga. Dan setelah beberapa menit, keadaan pun lancar kembali.
Wisuda kali ini turut disemarakkan dengan kehadiran pasukan bendera sebanyak 10 orang. Hal itu ternyata juga menambah kegagahan HME saat arak-arakan bergerak. Semua berjalan lancar sampai kami tiba di BSC A.
Kebetulan di HMS sedang ada acara wisudawan sipil, dan banyak satpam yang berkeliaran di sana. Satpam yang melihat kami membawa bambu, meminta kami menyerahkan bambu tersebut. Padahal bambu tersebut hanya akan dipakai untuk performance. Saya pun melobi satpam dan dia mengarahkan untuk langsung bebicara dengan ketua K3L, Pak Harman. Beliau pun tidak mengizinkan. Namun setelah kami hampir sampai di tempat performance, saya mendapat kabar dari Danpas bendera, Gharda, bahwa bambu bisa dipakai asal ada jaminan dari HME. Dan waktu itu jaminannya adalah KTM saya, tergadai lah KTM saya selama 15 menit demi bambu performance.
Setelah performance, rombongan bergerak lagi ke arah tugu Soekarno, dan di sana kami melakukan ritual setrum-setruman. Saya yang melihat kerumunan massa dari depan tugu Soekarno, sangat terpana dengan jumlah massa yang ada. Sungguh jumlah massa yang banyak sekali, bahkan bila dipakai untuk menutup jalan CC pun bisa.
Setelah setrum-setruman selesai, kami bergerak lagi ke 9012 untuk melakukan ritual yang sesungguhnya, sebuah pembantaian bernama "Perang Air". Seperti biasa perang air selalu rusuh dengan wisudawan yang saling "mengerjai" wisudawan yang lain. Namun perang air kali ini sedikit berbeda dengan kehadiran spons sebagai pengganti plastik air. Dan bisa saya katakan bahwa spons itu solusi yang tepat untuk mengganti plastik air dalam perang air, asal ada sumber air untuk spons.
Yah demikian sedikit pengalaman saya sebagai korlap wisudaan HME kali ini. Setelah menjadi LO pada wisuda Oktober 2009, tim korlap wisuda April 2010, dan kini berakhir sudah tugas saya sebagai korlap wisudaan Oktober 2010. Kebetulan wisuda kali ini merupakan wisuda terakhir yang dipegang angkatan 2008, dan alhamdulillah acara malam dan acara siang yang terakhir ini bisa berjalan dengan sangat baik dan memuaskan wisudawan.
Harapan saya, semoga wisudaan berikutnya yang mulai dipegang oleh angkatan 2009 bisa lebih baik dan lebih mengesankan dibanding wisuda Oktober kali ini. Semoga.