26 Jun 2010

Wants vs Needs

Hari ini iseng-iseng baca buku tentang pembentukan karakter di HME, buat bahan lomba nulis juga sih. Dan tanpa sengaja saya menemukan satu fakta menarik tentang keinginan dan kebutuhan.

Keinginan biasanya bersifat subyektif, dan belum tentu tiap hal yang kita inginkan itu kita butuhkan. Sebaliknya, kebutuhan bersifat objektif dan sudah tentu bila kita mendapatkan apa yang kita butuhkan maka kita pun akan merasa cukup. Beda dengan keinginan yang bila sudah terpenuhi maka biasanya memunculkan keinginan lainnya, bahkan ketika kita belum puas menikmati keinginan kita yang telah terwujud.

Tampaknya saya harus berpikir ulang tentang apa-apa saja yang saya inginkan ni. Masih banyak hal-hal yang saya inginkan tapi ternyata tidak saya butuhkan.




24 Jun 2010

Ship-Lag

Yah, masih belum sempet buat ngupdate blog sama cerita-cerita dari karimun jawa. Kerjaan di kampus masih banyak, TFT keamanan MBC pula, dan masih dalam pemulihan kondisi tubuh tentunya.

Muka dan badan gosong (muka paling fatal), kepala masih pusing-pusing aja, pandangan masih goyang-goyang kayak naik kapal, dan rada susah tidur juga. Mungkin kalo ada yang namanya jet-lag gara-gara naik pesawat ke zona waktu yang berbeda, juga ada yang namanya ship-lag gara-gara kelamaan di kapal laut.

6 jam di KMP Muria bener-bener nightmare!!




17 Jun 2010

Tanggung Jawab

Untuk segala hal yang telah berani kita ambil, ada tanggung jawab dan pengorbanan yang harus dilakukan.
Pahit memang pada awalnya, namun harus berbuah manis agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.



--saya yang akan ditinggal teman-teman ke Malang dan Karimun Jawa--



Coincidence or Not??

Barusan habis nonton Toy story 3 di Ciwalk, biasalah sebelum film dimulai ada trailer-trailer film lain gitu. Dan yang cukup menarik perhatian adalah trailer film tentang petualangan burung hantu gitu. Efek 3 D-nya oke, ceritanya juga sepertinya mantap. tapi yang paling oke adalah judul filmnya...


Legend of the Guardians : The Owls of Ga'Hoole


Lah, terus kerennya dimana???

Yang paling keren adalah bagian judul yang gw bold di atas. Kaget dan ngakak sendiri sih, pronounce-nya ko mirip panggilan anak-anak ke gw ya; Awull Gawul. hahahahaha....

Mungkin kalo gw yang bikin tu film gw ganti judulnya jadi, Legend of the Tubardians : The Awull of Ga'wull, biar makin mantap. hahahahaha...



15 Jun 2010

Nonaktifkan Plurk

Sekitar 2 hari yang lalu akhirnya saya benar-benar menonaktifkan akun plurk saya. Tadinya sih mau dinonaktifin pas karmanya udah 100, tapi lambat banget naiknya dan masih di kisaran 92 koma aja.

Alasan nonaktif : pengen ngurangin sampahan dan waktu yang kurang produktif. Mudah-mudahan aja terwujud. hehe..



TFT Keamanan

Kemarin malam inginnya saya pergi ke HME buat nonton pertandingan piala dunia. Masalahnya tiba-tiba saya jadi males gerak (istilahnya mah mager) dan akhirnya saya memutuskan untuk tetap di kost-an. Di tengah kebosanan saya di kosan, saya teringat dengan materi TFT keamanan MBC yang belum saya buat. Dan mulai lah saya membuka template slide untuk menyusun materi.

Saat pertama membuka slide mengenai mobilisasi, sempat bingung juga mau nulis apa. Masalahnya materi diklat divisi keamanan PROKM tahun lalu udah rada-rada lupa juga. Sambil mengingat-ingat saya coba tuliskan ke dalam slide. Dan tanpa terasa satu materi TFT telah tersusun.

Saya pun membuka slide lain (tentang agitasi kalau ga salah), dan semakin lama semakin saya larut dalam keasyikan menyusun materi. Semua materi diklat keamanan yang telah diberikan setahun yang lalu semakin teringat, dan semakin lancarlah saya menyusun materi.

Kesenangan dalam menyusun materi tersebut juga terjadi karena saya membayangkan bahwa slide-slide yang saya susun mungkin dapat berguna dalam mendiklat divisi keamanan OSKM 2010. Materi-materi yang biasanya tidak tersusun dan hanya tersampaikan melalui ingatan mungkin akan menimbulkan kesalahan dan kekurangtersampaian materi. Melalui slide, materi yang akan disampaikan dapat menjadi lebih detil dan runtun.

Tanpa terasa jarum jam sudah menunjukkan jam 12 malam. Masih ada 2 materi yang harus saya garap. Akhirnya saya pending pekerjaan dan saya pun tidur. Ternyata malam hari ini di kost-an lebih produktif daripada malam hari kemarin di HME.



12 Jun 2010

Media Distraction

Hari ini saya terbangun untuk shalat subuh jam setengah 6. Hal yang pertama saya lihat di himpunan adalah TV yang menyala semalaman padahal tidak ada yang menonton. Yah sangat disayangkan sih, himpunan yang gencar-gencarnya mengampanyekan hemat listrik justru membuang-membuang listrik secara percuma. Bahkan kabarnya, pemakaian listrik di HME merupakan yang terbesar di ITB. Miris.

Yang membuat saya bertambah miris tadi pagi adalah berita di TV. Saya pikir topik utama yang diangkat pasti tentang pembukaan piala dunia dan pertandingan perdana semalam. Namun ternyata yang saya lihat adalah berita mengenai Ariel yang merusak kamera wartawan.

Ternyata Ariel benar-benar telah berhasil menjadi pengalih perhatian bangsa kita saat ini. Berita mengenai skandal video pornonya berhasil mengalihkan perhatian kita dari isu serangan Israel terhadap kapal bantuan untuk Palestina, lalu dana aspirasi sebesar 15 miliar yang ngotot diperjuangkan oleh anggota dewan dari partai Golkar, dan terakhir adalah gaung piala dunia.

Menurut pengamatan saya, semua berita dan isu tadi meredup gaungnya. Mungkin saja ini diakibatkan tayangan infotainment - yang notabene paling sering ditayangkan di televisi - terus menerus menayangkan berita tentang skandal ini. Terlebih lagi sekarang stasiun televisi swasta yang biasanya menayangkan berita-berita yang cukup berkualitas malah mulai membahas skandal ini tak ubahnya infotainment. Lagi-lagi saya miris.

Dan salah satu berita lagi yang membuat saya miris adalah berita bahwa salah satu tayangan bukan empat mata baru-baru ini. Pada salah satu episodenya tukul sempat menghina seorang kakek karena kakek tersebut memiliki pendengaran yang kurang. Kakek renta yang menjadi tamu dalam acara tersebut ditertawakan tanpa rasa berdosanya oleh penonton satu studio. Dan yang lebih parahnya lagi, Pinkan Mambo yang menjadi bintang tamu dengan tidak ada rasa malunya menari yang cukup erotis di depan kakek tua tersebut. Saya semakin berpikir, dimana letak moral tayangan ini?

Hmm, mungkin yang bisa saya lakukan sekarang adalah tidak ikut-ikutan teralihkan oleh skandal tersebut. Masih banyak permasalahan dan urusan yang jauh lebih penting lagi. Dan kesimpulan yang bisa saya ambil, memang ternyata media distraction lebih jahat daripada teroris.



11 Jun 2010

Sehari Semalam di HME

Hari ini saya terbangun pukul 8.30 dan langsung bersiap pergi ke kampus untuk mengikuti kumpul divisi MBC. Acara yang seharusnya dimulai pukul 9.00 ternyata ngaret sampai 1 jam, dan baru dimulai sekitar pukul 10 lewat. Dan sayangnya yang hadir masih orang yang itu-itu saja. Setelah selesai saya pun main kartu sebentar lalu berangkat jumatan.

Setelah jumatan, kegiatan di HME cukup padat. Mulai dari meeting day (yang harusnya dimulai pukul 13.30 namun baru mulai jam 14.00), dimana tiap kementerian di HME berdiskusi mengenai nasionalisme yang aka ditanamkan pada kader baru HME di MBC nantinya. Dan setelah itu berlanjut dengan matrikulasi nilai dan visi MBC sampai pukul 17.00.

Meeting day selesai, matrikulasi selesai, saya pun internetan sebentar di divkom yang menurut saya sangat nyaman untuk dijadikan tempat berbetah-betah di HME. Dan setelah maghrib saya dan 5 orang teman anak pendidikan lain makan di gelap nyawang.

Pulang makan, saya langsung shalat isya dan main pingpong. Lumayanlah main pingpong dua jam nonstop dan tanpa gangguan.hehe.. Setelah pingpong, saya langsung nonton piala dunia, dan sampai sekarang skor masih 1-0 untuk tim tuan rumah Afsel. Keren juga ternyata Af-Sel.

Yak, pemikiran saya dulu yang mengira bahwa menginap di HME akan membosankan dan ga ada kerjaan ternyata salah. Cukup banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan, mulai dari internetan koneksi super cepat, nonton TV (maklum di kosan ga ada TV), main pingpong, kartu, PES, bahkan chicktionary (mulai addict sama game satu ini.hehe).

Yah daripada selama liburan malah kesepian di kosan kalo malam, sekarang mah mending nginep aja di HME.



10 Jun 2010

Penjurusan

Hmm, hasil penjurusan TPB yang dijadwalkan diumumkan minggu depan ternyata sudah diumumkan semalam lewat situs ol.akademik. Status facebook, plurk, dan twitter pun dibanjiri oleh kata-kata bahagia TPBwan-TPBwati yang berbahagia diterima di jurusan yang diinginkan ataupun sekedar memberitahu bahwa dia masuk jurusan tertentu (walaupun dalam hati sebenarnya sedih karena salah jurusan).

Teringat sekitar setahun yang lalu saya juga mengalami hal yang sama dengan kebanyakan dari mereka (saya bilang kebanyakan karena ada juga orang-orang yang tidak merasakannya). Deg-degan, takut, cemas, penuh harap, tapi penasaran juga ketika tahu bahwa hasil penjurusan sudah diumumkan. Karena rasa penasaran yang sangat, komputer rumah langsung saya sambungkan ke telkomnet instan (maklum ga ada sambungan internet di rumah waktu itu), dan langsung saya ketikkan situs ol.akademik pada browser. Masuk ke menu penjurusan dan voila! Teknik Telekomunikasi.

Sedikit Spoiler Hasil Penjurusan gw

Langsung saya teriak-teriak di rumah (agak lebay yang ini mah.haha) dan mengucap syukur, akhirnya perjalanan saya sebagai makhluk TPB pun berakhir di jurusan yang saya inginkan sejak dulu. Setelah itu sih ya tanya sana-sini soal jurusan teman-teman yang lain.


Yah perasaan yang sama seperti itulah yang mungkin teman-teman mantan-TPB-baru 2009 rasakan. Ada yang seneng, sedih, jadi lebih bersemangat menghadapi tingkat dua, atau malah berpikir untuk pindah ke universitas lain buat masuk jurusan yang diinginkan. Apapun itu, tetap syukuri apa yang udah didapat dan berusaha sebaik mungkin untuk menjalaninya. Karena apa yang sudah Allah berikan untuk kita ya itulah yang terbaik untuk kita, dan itu merupakan amanah dan tanggung jawab.

Selamat untuk teman-teman 2009. Semoga sukses di jurusan kalian masing-masing nantinya. Boleh seneng tapi jangan euphoria berkepanjangan, karena Tahap Paling Bahagia telah kalian tinggalkan dan tahap sarjana yang lebih gila telah menanti.hehe..


O ya, semangat juga buat osjur-osjurnya ya. Selamat menikmati ajalah pokoknya.


9 Jun 2010

Sembuhkanlah

Nek, semoga lekas sembuh ya. Semoga dihilangkan segala penyakit dan diberi umur yang lebih panjang oleh Allah supaya sempet ngeliat cucunya ini wisuda, nikah dan sukses..

Allahumma anta syafi', la syifaan illa syifauka, syifaan la yughadhiru saqaaman. amiin ya robbal 'alamin..

Miss u a lot nek. May Allah always be with you T_T

Kesibukan Kala Libur

Ya bisa dibilang saya kembali ga merasakan libur bareng keluarga (lagi) tahun ini. Kepanitiaan yang udah saya ambil buat liburan ini udah cukup banyak ternyata. Mulai dari Grand Prix Marching Band (GPMB) 2010, Masa Bina Cinta (Osjur elektroteknik), sampai ke OSKM. Yah, lumayan megang peranan penting sih di masing-masing kepanitiaan tersebut. Tapi ini amanah sekaligus tanggung jawab yang udah saya ambil, harus saya tuntaskan dengan sebaik-baiknya.

Semoga di liburan panjang semester ini saya tetap bisa produktif dan mampu membagi waktu antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. Sayang juga soalnya kalau liburan isinya cuma makan-tidur-main di kosan/rumah, buang-buang waktu aja.hehe..


Selamat berlibur semua!!

8 Jun 2010

Bandung - Jakarta - Bandung

Yak, tiba juga hari ini. Saya dan beberapa teman panitia MBWG for GPMB 2010 bakal ke Jakarta buat survey penginapan + GOR. Mobil berangkat dengan muatan 5 penumpang; saya, eme, harina, robby, dan Inong (numpang pulang doang.hehe..). Perjalanan yang seharusnya dimulai pukul 7.00 ternyata harus mundur 20 menit karena Inong yang terlambat gara2 telat bangun, tapi ga apa-apa, perjalanan berlima lebih menyenangkan daripada cuma berempat. Dan perjalanan pun dimulai..

Pos pertama adalah rest area, karena Robby harus cek tekanan ban dan isi bensin dulu. Berlanjut ke pos kedua, Padepokan Pencak Silat TMII. Tidak ada hal luar biasa, kecuali kami para pria yang kebingungan mencari wc terdekat. Lanjut ke pos ketiga, GOR POPKI Cibubur. GOR yang selama ini diharapkan bisa dipakai untuk tempat latihan di Jakarta ternyata sudah dibooking oleh 3 marching band lain, yaitu Al qalam, Sanur, dan BCK Rumbai. Sempat bingung sih, mau make GOR dimana lagi coba selain disini, karena ga ada rekomendasi soal GOR lain dari panitia GPMB sebelumnya. Dari GOR POPKI kami pun beranjak ke terminal kampung rambutan buat survey harga bus. Perjalanan berlanjut melalui jalan biasa (gak lewat tol lagi)..

Sesampainya kami di terminal kampung rambutan, langsunglah kami dihampiri calo-calo yang menawarkan bus antarkota. Mereka bertanya, "mau kemana mas??". Saya yang memang tidak mau kemana-mana hanya menjawab singkat, "ga kemana-mana bang". Lepas dari satu calo, muncul lagi calo-calo berikutnya. Sampai akhirnya kami bertemu calo bus pariwisata. Kami mulai mencari tahu harga bus ke mereka, namun bukan jawaban yang didapat, malah pertanyaan "mau dipakai kapan?". Setelah kami beritahu bahwa busnya baru dipakai bulan Desember, mereka pun seakan malas bicara dengan kami. Yah, rupanya si abang-abang calo hanya mau bicara dan membantu jika ada uangnya. No money, no info. Huh!

Setelah dikecewakan calo-calo, kami pun berangkat ke Ragunan untuk survey GOR. Namun karena Inong lupa jalan ke ragunan, kami transit dulu di penginapan yang dipakai tim GPMB 2008. Sedikit tanya-tanya disana dan kemudian bergerak lagi ke Ragunan setelah cari lokasinya di google maps (thanks to google!)..

Ternyata! Di kompleks olahraga Ragunan ada GOR yang besar dan dua alternatif penginapan yang cukup bagus dan murah. Alhamdulillah, moga-moga aja uang dari BP cepet turun biar bisa cepet-cepet ngetag GOR+penginapan sebelum keduluan Gita Surosowan, Gita teladan, dan SPdC. Ah iya, masalahnya buat nge-DP harus nunggu kepastian jadi ikut GPMB atau nggak, dan itu baru ada tanggal 19 Juli. Lamanya :(

Ragunan merupakan perhentian terakhir kami di Jakarta. Setelah nge-drop Inong dan Harina di dekat rumah masing-masing kami pun langsung menuju Bandung. Di tol Cikunir kami melihat dua mobil truk yang masih berupa rangka dikemudikan oleh dua sopir. Modelnya sih kayak motor bak terbuka gitulah, lucu juga ngeliatnya. Hahaha, mungkin nanti bisa di-post fotonya kesini.

Kami berhenti di rest area KM 19 buat sholat dzuhur dan makan siang. Setelah makan siang di KFC (yang berbonus CD musik artis-baru-entah-siapa-namanya), kami bergerak lagi ke arah Bandung. Mendung akhirnya menitikkan tetesan hujan pertama yang disusul dengan hujan deras. Perjalanan agak mengerikan mengingat kondisi jarak pandang yang hanya sekitar 100 meter. Dan di KM 90an, saya giliran nyupir. Akhirnya ngerasain juga nikmatnya bawa mobil matic (thanks god)..

Setiba di Bandung, hujan masih cukup deras. Dan setelah shalat ashar dan maghrib di Salman saya pun memutuskan pulang ke kost-an..



yah sekian perjalanan hari ini. cape juga sih harus keliling-keliling jakarta buat survey, tapi overall cukup menyenangkan. Banyak hal baru yang dipelajari (termasuk menangani abang calo), obrolan bermanfaat mengenai MBWG,-game center,-mobil-dkk, kendaraan unik, video ariel-luna-cut tari, bahkan sampai fakta bahwa ayah saya kenal ayahnya Robby.



Hahaha, finally have fun today..


6 Jun 2010

Pertolongan Allah Untuk Palestina

Dapet dari milis agenda ganesha, sangat menggugah hati bahwa Allah tidak diam dan selalu membantu umatnya melalui cara yang tidak diduga-duga. Check it out..

=========================================================

Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “potongan” itu “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.

Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel tidak mampu.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.




Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.

Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.

kami merangkum kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk para pembaca yang budiman. Selamat mengikuti. ***


Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza

Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.


SuaraTak Bersumber

Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).

Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.

“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.

Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.

“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.

Saksi Serdadu Israel



Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.

Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Chan*nel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.

Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.

Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”

Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu? ***


Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh

Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.

Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.

Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.

Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.

Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.

Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.

Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”

Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.

Merpati dan Anjing

Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin AlAan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.

Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.

Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”

Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.

Kabut pun Ikut Membantu

Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).

Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.

Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.

Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.

Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.

Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.

Selamat dengan al-Qur’an

Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.

Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.

Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.

Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).


Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.

Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.

“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).***

Harum Jasad Para Syuhada

Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.

Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.

Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.

Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.

Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”

Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir

Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.

Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.

Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.

Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)

Terbunuh 1.000, Lahir 3.000

Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Is*rael melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.

Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.

“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.



Sumber :

4 Jun 2010

Ada Menjadi Tiada

Sepulang mengantarkan ade ke TK tadi pagi, saya mendapat berita duka meninggalnya eyang Yati, mertua dari om Dani, om yang cukup dekat dengan saya. Beliau meninggal jam 7 pagi tadi, dalam usia 65 tahun. Kemudian saya teringat dengan teman SMA saya yang meninggal dunia tahun 2006 lalu dalam sebuah kecelakaan di Setiabudi, waktu itu umurnya baru 16 tahun.

Masalah umur, manusia memang tidak dapat memastikan. Kadang ada orang yang sudah sangat tua - bahkan ada seorang nenek yang umurnya bisa mencapai 120 tahun di Garut sana - namun memiliki kondisi fisik yang tetap sehat. Ada juga anak bayi yang bahkan belum menghirup udara di bumi sudah dipanggil terlebih dahulu oleh yang kuasa. Batasan hidup memang tetap menjadi misteri ilahi.

Lalu pertanyaan-pertanyaan pun bermunculan. Sebenarnya apa yang sudah saya lakukan untuk mempersiapkan bekal ke alam baka nanti? Lalu sudahkah saya menorehkan sejarah yang bisa membuat saya tetap hidup dan dikenang oleh orang-orang setelah saya? Dan akankah ada orang yang akan menangisi bahkan menyesali kepergian saya dari dunia ini?

Saya rasa jawabannya hanya satu, belum cukup. Memang sudah ada bekal yang saya siapkan untuk kehidupan setelah dunia, namun itu belum cukup. Memang sudah ada sejarah yang saya torehkan untuk dikenang namun itu belum cukup. Memang sudah ada orang yang akan menyesali kepergian saya dari dunia, namun itu belum cukup.

Untuk itu, di awal usia yang keduapuluh tahun dan di sisa hidup saya ini, saya bertekad untuk terus memperbaiki diri dan memberikan yang terbaik. Karena setiap yang ada akan menjadi tiada pada akhirnya, dan hanya sebagai seonggok tanahlah manusia akan kembali ke asalnya. Hanya perbuatan dan amal ibadah seseorang yang akan menjadi pembeda antara seorang manusia dan manusia lainnya.

Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un..