16 Jul 2013

Di Balik Layar Arak-arakan Pedca

Ini kisah tentang kawan saya yang unik sekaligus ikon Telkom 2008, Pedcawanto K A. Bermula dari wacana "nanti kalau Pedca wisuda kita arak pake gerobak deh Ped" sekitar setahunan yang lalu, saya dan kawan-kawan Telkom lain (sebagian besar warga AJTC-Aga Jayuz Tutorial Club) berinisiatif untuk membawa gerobak ke arak-arakan wisudanya Pedca.

Kenapa harus bawa gerobak? Apa salah gerobak sampe harus dibawa-bawa Pedca? Ya sebenarnya semua bermula dari kawan saya satu lagi, Svkma (bukan typo), yang bilang kalau Pedca mirip sama tukang nasi goreng di dekat kosannya. Bahkan kita pernah sampe ngecek rame-rame dan makan nasi goreng di dekat kosannya Svkma. Gak ada mirip-miripnya!


Bulan demi bulan berlalu, Pedca yang berencana lulus bulan April akhirnya mundur jadi Juli. Dan lama kelamaan akhirnya wacana arak-arakan pake gerobak pun terlupakan akibat kesibukan masing-masing.

Awal Juni 2013, Pedca pun akhirnya lulus sidang. Saat Pedca lulus, alih-alih selamat yang saya ucapkan tapi malah tweet di bawah ini:
Tweet selamat saya untuk Pedca


Tanggal 7 Juni saya iseng main ke pameran mainan di Graha Manggala Siliwangi. Di pameran itu secara gak sengaja saya melihat ada satu stand yang menjual perlengkapan tawuran. Mulai dari nunchaku, brass knuckle, bahkan sampai samurai. Dan di sana pula saya menemukan benda yang selama ini saya cari-cari, borgol. Borgol ini nantinya akan berfungsi sebagai pengikat tangan Mr. P ke gerobak, jadi mau gak mau dia harus ngedorong gerobak (setan banget ya saya?)

Sepulang dari pameran saya langsung konfirmasi ke temen-temen sesama penjahat di LINE, dan semua sepakat untuk patungan beli borgol dan sewa gerobak. Sip!

Tinggal gerobak aja nih yang masih jadi masalah. Siapa juga yang mau ngikhlasin gerobaknya didorong-dorong orang lain, siang-siang pula. Saya bahkan sampai cari ke tukang-tukang jualan makanan yang di Balubur, dari Ayam Goreng Stallone mas Han sampai Ayam Bungsu. Mereka bilang, "gerobaknya cuma satu, mau dipake buat jualan". Nah lho.

Akhirnya gerobak yang dicari-cari pun dapet juga dari Akang Kewervyan yang kebetulan punya kenalan yang punya gerobak gak terpakai. Setelah deal, akhirnya gerobak sepakat diambil Sabtu pagi. Dengan uang sewa seikhlasnya aja. Mantap!

Poster propaganda arak-arakan Pedca


Hari-H wisuda pun tiba, Sabtu pagi gerobak diambil oleh Joy dan Manaor. Kata mereka sih gerobaknya mereka dorong dari deket rumahnya Kewer di deket Gasibu sampai ke kampus. Luar biasa juga sih, lumayan jauh jaraknya kalau ditempuh dengan jalan kaki. Apalagi kalau sambil ngedorong gerobak.

Sampai di HME gerobak langsung dihias dengan gambar artis pujaan Pedca, Maudy Ayunda. Hasilnya bisa dilihat di bawah ini.

Gerobak full armor siap dorong. Ada borgol, bunga, dan poster Maudy Ayunda-nya.

Sore hari tiba, akhirnya HME keluar juga dari wisuda, setelah ditikung banyak himpunan yang sudah arak-arakan duluan (padahal HME tergolong awal foto jurusannya). Saat rombongan arak-arakan tiba di Sunken, bukan yel-yel HME yang 2008 nyanyikan, melainkan "Pedca~ Pedca~ Pedca~ Ooooo~" ala suporteran sepakbola. Tapi ternyata Pedca yang ditunggu-tunggu gak keliatan. Wah gawat juga kalau kabur, sayang gerobaknya udah ribet-ribet disewain.

Tapi ternyata Pedca muncul juga setelah tangga naik dari Sunken. Langsung aja tangannya diborgol dan langsung dorong. Awalnya sih ogah-ogahan tapi lama-kelamaan pasrah juga. Gak berselang lama, hujan deras pun mengguyur. Pedca yang masih berusaha keras ngedorong gerobak akhirnya rame-rame dibantuin dorong bareng yang lain (mungkin dia cuma pura-pura gak bisa ngedorong gerobak biar dibantuin). Dan sampai di daerah sekitar radar akhirnya Pedca kami biarkan ngedorong gerobak sendiri, cuma Wibi aja yang masih setia mayungin Pedca., luar biasa.

Performance di gerbang depan, Pedca masih memakai borgol. Gerobak menuju ke HME, Pedca pun masih diborgol. Cuma saat mau nurunin gerobak ke 9012 aja borgol akhirnya dilepas, takut tangannya kenapa-kenapa katanya.

Kesolidan penjahat Telkom 2008 pun muncul saat Mr. P mau disiram ramuan-ramuan aneh. Kita malah berusaha melindungi biar Mr. P gak disiram. Saat gerobak diturunkan ke 9012 pun kita ngedorong bareng-bareng. Sungguh momen yang tak terlupakan, ngedorong gerobak sama abang Pedca putra HME :')

Bareng-bareng nurunin gerobak ke depan 9012 (foto oleh Andry Anthena)

Arak-arakan pun selesai, tapi kehidupan masih berlanjut. Selamat wisuda Pedca, semoga tetap unik dan sukses selalu di manapun berada. Ditunggu cerita sukses usaha kuliner nasgor dan franchise gerobaknya.

 










2 comments:

  1. Kocaaakkkk!!!!
    Seru banget bacanya!!!
    Ya ampun Aul dkk ini sweet banget!!! :')
    Pedca, pasti momen ini gak akan terlupa hingga mati!
    Selamat Ped! Sukses!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berkesan banget pasti nis, buat cerita ke anak cucu nanti hehe.
      Btw selamat wisuda nis!! Kemarin gak ketemu euy di sabuga. sukses terus ya

      Delete